PT. Semen Tonasa menerima penghargaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) kategori baik dari Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, dalam upacara puncak perayaan bulan K3 tingkat Provinsi Sulsel yang dihadiri ratusan perusahaan dari berbagai sektor usaha di lapangan Karebosi Makassar, Kamis (12/2). Peringatan bulan K3 kali ini mengangkat tema “Melalui penerapan Sistem Manajemen K3 (SMK3), kita wujudkan Indonesia berbudaya K3 dalam menghadapi perdagangan bebas”.


Penghargaan K3 ini diserahkan oleh Wakil Gubernur (Wagub) Sulsel Agus Arifin Nu”mang yang bertindak sebagai inspektur upacara kepada Kepala Seksi (Kasi) K3 PT. Semen Tonasa, H. Didi Gobel yang mewakili manajemen PT. Semen Tonasa. Dimana, penghargaan K3 kategori baik tersebut diberikan kepada PT. Semen Tonasa Kabupaten Pangkep atas komitmen dan partisipasinya dalam menerapkan K3 ditempat kerja. Disamping penghargaan tersebut, PT. Semen Tonasa juga berhasil menyabet peringkat I pada ajang Cerdas Cermat Tingkat Provinsi Sulsel yang diwakili oleh Sofiana, Yenny Kasim, H. Tajuddin Nur dari unit kerja Departemen Jaminan Mutu & Lingkungan.

Pada Puncak Perayaan Upacara Bulan K3 dihadiri pula oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Sulsel, Simon Lopang, Kepala Disnaker Makassar, Andi Bukti Jufri, Sekda Makassar, Ibrahim Saleh dan beberapa Direktur Utama (Dirut) serta General Manager perusahaan peraih penghargaan penerapan K3 tingkat Provinsi Sulsel.

Pada kesempatan ini, sebanyak 19 perusahaan juga mendapatkan penghargaan dari Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo. 19 perusahaan tersebut menerima penghargaan dengan kategori terbaik, baik, sedang, dengan penilaian kinerja K3. Diantaranya, PT Pelindo IV Peti Kemas Makassar, PT Consolidated Electric Power Asia Wajo, PT Trakindo Utama Soroako Lutim, PT PLN Sulselrabar, PT Vale Indonesia Luwu.

Wagub Sulsel, Agus Arifin Nu”mang mengatakan, puncak perayaan K3 tahun ini diharapkan semakin meningkatkan komitmen perusahaan dalam mengedepankan prinsip tersebut. Apalagi, data Sulsel kurun waktu tiga tahun terakhir dimulai 2011 sampai 2013 masih ditemukan adanya resiko kerja. Seperti bencana, kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta pencemaran yang menimbulkan kerugian materi seperti kerusakan sarana produksi, biaya pengobatan dan kompensasi.

Di tahun lalu, tentunya tak menutup kemungkinan hal itu bisa terjadi. Sehingga, di tahun 2015 ini diharapkan dapat dilakukan penurunan angka kasus K3, bahkan sebisa mungkin menjadi zero accident. “Sejak 2011 data kasus K3 mencapai 501 kasus dengan santunan yang dibayarkan mencapai Rp 4,5 miliar, kemudian di tahun 2012 mencapai 912 kasus dan total klaim mencapai Rp 6,4 miliar dan 2013 mencapai 492 kasus dengan realisasi klaim sebesar Rp 6,6 miliar. Sehingga, diharapkan hasilnya lebih rendah di tahun sebelumnya,” katanya.

Sementara Kadisnakertrans Sulsel, Simon Lopang menuturkan, setiap tahun diharapkan angka kecelakaan kerja maupun kesehatan bisa menurun. Salah satunya adalah  pihaknya dengan gencar melakukan sosialisasi dan pengawasan ke perusahaan mengenai pentingnya K3.

Simon mengatakan “Pengawasan dilakukan setahun sekali, utamanya pada perusahaan besar dengan tingkat resiko kecelakaan kerja tinggi. Pengawasan ini, sebenarnya dapat dilakukan setiap waktu. Hanya saja, dukungan SDM Disnakertrans masih terbatas. Dari total perusahaan 17.000 di Sulsel, tenaga pengawas hanya 62 orang. Idealnya 1.000 tenaga dengan komposisi satu perusahaan satu pengawasan,” tuturnya.

(Humas ST/Syafri)