Seminar Sehari K3, Bantu Meningkatkan Ketaatan Terhadap Budaya K3
Kamis 6 Februari 2013, PT Semen Tonasa menyelenggarakan seminar sehari K3 yang bertempat di auditorium kantor pusat PTST. Seminar K3 kali ini bertemakan “Wujudkan Budaya K3 Untuk Menjamin Stabilitas Usaha dalam Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional”. Seminar sehari K3 PTST diisi dengan materi-materi yang terbagi menjadi tiga tema diantaranya kebijakan K3 nasional dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, pengenalan dan pencegahan penyakit Hepatitis serta pemaparan komitmen Direksi dan jajaran management Pertamina terkait K3.
Materi pertama berupa pemaparan dari PT Pertamina (persero), Tbk. terkait komitmen direksi dan management mengenai K3. Materi dari Pertamina menekankan tentang pentingnya sebuah komitmen penerapan K3. Bagi Pertamina K3 bukan hanya berlaku untuk intern perusahaan, mitra yang bekerjasama seperti kontraktor pun di perhadapkan pada program yang bernama Contactor Safety Management System (CSMS) yang bertujuan memitigasi risiko saat bekerja.
Materi selanjutnya terkait pengenalan dan pencegahan penyakit Hepatitis oleh Fardah Akil. Hepatitis sebagai penyakit mematikan, penting sekali untuk diketahui bagaimana cara penularan virus hepatitis yang biasanya melalui transfusi darah, alat cukur, injeksi, tindik, alat tattoo, sikat gigi, hubungan seksual, luka terpotong dan pembedahan. Hepatitis merupakan gejala awal yang nantinya jika tidak mendapat penanganan tepat dan cepat akan meningkat menjadi penyakit Kanker. Pengenalan penyakit Hepatitis di Seminar K3 ini, untuk memberi awareness kepada para peserta seminar tentang pentingnya gaya hidup sehat yang melibatkan makanan sehat, olahraga teratur dan bersikap disiplin diri dengan tidak sembarang menato bagian tubuh atau berhubungan seksual.
Seminar sehari K3 juga dilengkapi dengan penjelasan dari Ir. Amri AK, MM selaku Direktur Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja Ditjen PPK-Kemenakertrans. Materi sesi 3 ini dibuka dengan pemaparan data bahwasanya di Indonesia pada tahun 2013, tercatat 9 orang tenaga kerja meninggal dunia dan puluhan ribu mengalami kecelakaan. Fakta ini bersumber dari data PT Jamsostek. Penyebab hilangnya nyawa tenaga kerja disebabkan pelbagai faktor diantaranya kualitas penerapan K3 yang rendah, kualitas uji K3 yang rendah, kuantitas dan kualitas pengawasan rendah serta objek pengawasan K3 yang semakin rendah pula.
K3 harusnya menjadi budaya bersama, karena itu penting sekali dibuat kebijakan dan sarana serta prasarana yang menjamin sepenuhnya penerapan K3. Dengan menerapkan K3 sebagai budaya bekerja akan menjamin stabilitas usaha seperti tema K3 tahun ini. (Taa)