PT Semen Indonesia Grup (SMIG) menargetkan peningkatan market share sebesar 4-5% persen untuk tahun 2016. Target ini sejalan dengan perkembangan pasar persemenan di Indonesia.

Direktur Utama (Dirut) PT SMIG, Riskan Chandra mengatakan, saat ini industri semen mengalami perubahan struktur yang luar biasa sehingga persaingan menjadi lebih ketat.

“Semen Indonesia ingin tetap menang. Tahun 2015 lalu, market share Semen Indonesia sebesar 44%, tidak turun dibanding tahun sebelumnya. Artinya, kita siap hadapi persaingan. Tahun ini, target grup itu minimal 4-5%,” katanya usai memperkenalkan jajaran Direksi SMIG yang baru kepada Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, diruang kerjanya, Senin (23/5/16).

Hanya saja, Riskan mengaku, untuk mengatisipasi persaingan di masa depan, pihaknya juga masuk dalam industri lainnya yang masih turunan industri persemenan. “Semen Indonesia merupakan perusahaan semen terbesar di Indonesia dan asia Tenggara, jadi kita ingin perkuat posisinya di pasar regional,” ungkapnya.

Untuk memperkuat posisinya tersebut, Riskan mengatakan, pihaknya telah menetapkan empat program prioritas. Yakni, menjadikan Semen Indonesia sebagai perusahaan dengan tingkat efisiensi tinggi, peningkatkan kualitas produk, menjadikan Indonesia lebih green (Hijau) dan menjadi pemain paling Indonesia di Tanah Air.

Tak hanya itu, untuk meningkatkan market share, Riskan mengaku, Semen Indonesia bersama Semen Tonasa akan mengembangkan pasar di segmen bisnis beton di Kawasan Timur Indonesia (KTI).

Mengenai rencana PT Semen Tonasa yang akan mengekspor semen ke Australia, Timor Leste dan Filipina, Riskan mengatakan, rencana tersebut merupakan strategi dari Semen Indonesia Group untuk meningkatkan market share. Artinya, Semen Tonasa yang bermain di pasar domestik menjadi pasar regional.

“Kalau pesaing ada di pasar kita, kita ada dipasarnya, itu artinya seimbang. Yang repot itu jika pesaing ada disini, kita tidak ada disana,” tuturnya.

Dirut PT Semen Tonasa, Andi Unggul Attas menambahkan, rencana ekspor ketiga negara tersebut baru wacana. “Untuk Australia dan Filipina itu baru wacana, tapi kalau jadi kita rencanakan pada bulan Juni atau Juli. Khusus Timor Leste, kita sudah melakukan ekspor,” tambahnya.

Sementara itu, Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo menuturkan, Pemprov Sulsel siap mengsupport Semen Indonesia dan Semen Tonasa. Syahrul juga berharap, Semen Indonesia membangun komunikasi dengan para Gubernur di KTI. “Mereka butuh percepatan utamanya infrastruktur jalan, ini butuh negosiasi di awal. Jadi Semen Indonesia dan Tonasa bisa masuk,” ujarnya. (Humas.st/Saf)